
Tame Impala – Current
Label : Interscope Records (2015)
Watchful Shots: “Let It Happen”, “The Less I Know the Better”, “Cause I’m a Man”
[yasr_overall_rating size=”small”]
Semenjak dikenal dengan single “Feels Like We Only Go Backwards” dari Lonerism, Tame Impala kembali merilis album Currents (2015) sebagai album ketiga. Masih mengusung psychedelic rock klasik sebagai warna musik mereka, Tame Impala memberikan tepat sesuai apa yang diharapkan penggemar: musik rock digital, dengan gabungan teknik phasing dan delay, melengkapi vokal berlapis. Tame Impala, baik di album ini dan sebelumnya, sukses besar membius fans psychedelic, tanpa sedikitpun mereferensi band yang sebelumnya terus menguasai penikmat musik serupa, Pink Floyd.
Tame Impala akan membawa semua konsumer musiknya untuk bermimpi. Menarik perhatian dari indra pendengar mereka ke kedalaman yang tidak pernah dicapai musik di genre lainnya, Tame Impala tidak menggunakan keindahan permainan kata ataupun musikalitas yang rumit. Yang mereka tawarkan di Currents adalah serpihan mimpi yang dapat dikunyah saat terbangun. Single mereka “The Less I Know The Better”, menggabungkan suara yang tidak umum didengar, dengan gabungan vokal tanpa celah Kevin Parker, mengantarkan ke dalam ruang mimpi penuh kecemburuan, dengki dan kelegaan. Di lain sisi, “Cause I’m a Man” dan “Let it Happen” lebih ditujukan kepada mereka yang memang menginginkan rasa yang lebih tebal dari Tame Impala. “Reality in Motion”, sebagai track lanjutan dari “Cause I’m a Man”, memberikan lagi aura kehidupan setelah pendengar ditarik dalam ke bius membekukan dari psychedelic rock. Dengan susunan kombinasi sedatif – simultan, Currents terus dibangun dalam susunan yang sama, membelah dimensi pendengar dan menyeretnya lebih dalam pada adiksi Tame Impala.
Musikalitas album ini, dibandingkan dengan album sebelumnya, memang terbilang menyesatkan. Walaupun sudah dilansir sebelumnya bahwa Kevin ingin membuat harmoni instrumen di album ini tetap nyaman untuk didengar, seduktif, dan tetap memiliki intelektualitas yang terselamatkan, album ini layak disebut sebagai ledakan antusiasme Kevin pada pop dan operasi plastik murahan. Track bertitel “Eventually” menggabungkan elemen rock dan lembutnya blues Bee Gees, sedangkan “Let it Happen” lebih mewakilkan Bee Gees yang dikawinkan dengan Crystal Meth. Tame Impala bukanlah Pink Floyd, terutama di bagian hilangnya kesengsaraan masyarakat kelas menengah Britania Raya yang suram, perih dan membosankan.
Sayangnya, melihat bagaimana Kevin tidak pernah lelah untuk mengenalkan Tame Impala pada konsep one-man-band miliknya, perkembangan teknik dan sudut musik yang dijamah tidak jauh dari album-album mereka sebelumnya. Dimensi Kevin yang terus menerus bersetubuh dengan psychedelic tidak dapat lepas, komposisi musik dari album ke album terkesan monoton, tidak kuasa lepas dari dominasi Kevin. Band ini bukanlah kritik politik murahan, ataupun bombardir filosofis berdarah generasi muda. Seksual, binal dan tanpa batas adalah aspek yang terdengar dari Currents. Bukan menghitung orgasme dari musik sebagai salah satu faktor penting, tetapi menjadi ‘satu-satunya’ yang penting.
Membicarakan Tame Impala tidak akan lengkap tanpa mendengarkannya secara langsung. Seperti halnya konsumsi musik jenis ini lebih umum ditemui pada pemakai substansi terlarang, mendeskripsikan perasaan akan lebih sulit dibandingkan gambaran kompleksitas nada, susunan chord ataupun tingkat metafor cerdas suatu lirik. Review album ini hanya dapat memberikan gambaran jelas, bahwasanya Lonerism masih hidup di Currents , dengan versi yang lebih padat, lengkap, dan, seperti biasa, menghipnotis.
[contributor/Dewangga Dura]