Film “Tilik” karya sutradara Wahyu Agung Prasetyo barangkali hampir sukses menyindir kecenderungan orang-orang yang hari ini gemar memproduksi dan sekaligus mengonsumsi informasi berdasarkan sentimen belaka, tanpa peduli itu hoaks atau
Perayaan tahunan Juneteenth di 2020 ini terasa berbeda. Tentu saja karena perayaan terhadap pernyataan pembebasan masyarakat kulit hitam dari perbudakan yang terjadi pada 19 Juni 1865 ini diikuti dengan gelombang
“Now I am become Death, the destroyer of worlds” Robert Oppenheimer, 1945 Oppenheimer dengan spontan mengutip kalimat di Bhagavad Gita ketika menyaksikan percobaan peledakan bom atom di Jornada del Muerto.
Setidaknya untuk periode yang singkat, hari lahir negara akan selalu dirayakan di tiap tahunnya dengan berbagai sentimen nasional. Tak kurang dengan mereduksi definisi tentang menjadi merdeka lewat kalimat-kalimat sloganistik yang
Dunia digubah layaknya sirkuit lari tanpa garis finish, kita di dalamnya terengah-engah kehabisan nafas memburu waktu. Mereka yang jengah membuat revolusi melawan apa-apa yang serba cepat. Menyebut aksinya dengan Slow
Pada tahun 2015, sebuah film drama yang mengisahkan para jurnalis investigasi yang membuka tabir kelam di balik hierarki sebuah institusi agama telah dirilis. Dipoles dengan menawan oleh arahan sutradara Tom