close

Gig's Gallery

Noah Istimewakan Jogjakarta

no thumb

noahslide

Bisa jadi hanya Noah, grup band nasional Indonesia yang meski mematok harga tiket konsernya diatas normal, namun pada akhirnya tetap dibanjiri penonton. Rabu (17/10/2012) malam, area Grand Pacific Hall, Yogyakarta, menjadi ruang pelepas rindu bagi para sahabat Peterpan pada band idolanya yang telah berganti nama setelah bangkit dari mati suri nya lewat NOAH, “Born to Make History Concert”.

Bahkan sebelum Ariel, Uki, Lukman, Reza, dan David muncul pun penonton telah histeris atas suguhan video rockumenter dari band asal kota kembang tersebut. Sejenak kemudian, begitu mereka membuka dengan “Cobalah Mengerti”, venue pun disesaki oleh kuntum-kuntum bunga, jepretan kamera gadget-gadget terkini, serta yang pasti jeritan “Ariel, ariel” dari kaum hawa selaras dengan trademark “Lanjuuuuuut?” oleh vokalis berparas tampan tersebut. Yang harus digarisbawahi, ternyata kejayaan Noah ini tak dapat dipandang semata-mata oleh faktor non teknis berupa sensasi dan kontroversialisme yang silih berganti menghinggapi mereka, karena sejatinya musikalitas Noah memang diatas rata-rata. Highlight malam itu ada pada nomor jenius “Tak Ada Yang Abadi”, “Raja Negeriku” dengan intro yang begitu mirip dengan “Where Street Have No Name” dari U2, serta “Menghapus Jejakmu” yang dilebur dengan “Viva La Vida” milik Coldplay.

Salah satu surprise yang dijanjikan sebelumnya oleh Noah hadir ketika mereka membawakan lagu “Semua Tentang Kita”. Seorang penonton wanita diajak untuk menemani Ariel membawakan lagu yang konon diciptakan sang vokalis menjelang perpisahan SMU. Praktis, wanita yang berulangkali memeluk tubuh Ariel di atas panggung tersebut mengundang sorak sorai, bahkan caci maki keirian dari para audiens wanita yang lain.

Yogyakarta memang istimewa bagi Noah. Rata-rata mereka membawakan 15 sampai 20 lagu di kota-kota sebelumnya, namun di Jogja, tak terasa 21 lagu telah digelontorkan, belum dengan encore dua lagu lagi yaitu hits comeback “Separuh Aku” dan single lawas “Topeng”. Pertunjukan istimewa di kota istimewa inipun akhirnya makin istimewa sebagai bagian dari kelahiran Noah dalam sejarah baru peta musik Indonesia. [Warning/Soni ]

 

read more

Teriakan Protes Anti Flag di Jakarta

417685_2608078131008_1526600595_32093813_2112488200_n

[Photo by : Warning/Tomi S.W]
[Photo by : Warning/Tomi S.W]
Untuk kali pertama,  Anti Flag, band punk rock dari Pittsburgh menyambangi Jakarta, dalam tur Asia Tenggara mereka. Tur ini juga dimanfaatkan Anti Flag untuk mempromosikan album baru mereka, “The General Strike” yang akan rilis beberapa bulan lagi.

Konser ini diawali dengan dua band pembuka, Adalah Rethoric State yang music dan liriknya sangat cocok dengan Anti Flag, protes dan protes. Selain Rethoric State, ada  Quick and Easy, band punk rock dari Jakarta. Penampilan kedua band pembuka tadi terasa kurang maksimal, terlihat dari moshpit yang sepi untuk sebuah konser musik punk. Moshpit mulai sedikit terisi setelah quick and easy mengcover lagu Blitzkrieg Bop-nya Ramones, yang dinyanyikan bersama Fuckguy, vokalis The Sabotage.

Akhirnya Moshpit mulai rapat, ketika Justin Sane dkk mulai naik ke panggung. Tak ada lagi audiens yang duduk-duduk sembari memainkan handphonenya. semua mulai fokus menanti aksi Anti Flag.  “Jakarta, your teraffic Insane!” ungkap Justin Sane, yang dilanjutkan dengan statement wajib mereka, “we are Anti Flag from Pittsburgh, Pennsylvania”.

Anti Flag membawakan 20 lagu yang dibuka dengan “Press Corpse”, pilihan yang tepat, dengan beat-beat yang cepat di nomor itu,  moshpit langsung terbakar walaupun audiens cukup sedikit bila tak mau disebut sepi. Kemudian dilanjutkan dengan “Fuck Police Brutality”, Moshpit semakin panas, terikan lantang Justin Sane dan Chriss #2, direspon positif oleh para audiens dengan ikut berteriak keras, terlebih didepan mereka, ada beberapa aparat yang berjaga, teriakan dan jari tengah langsung disasarkan kepada Aparat, yang memang terkenal mempunyai reputasi buruk di skena Punk.

Di tengah perform, berulang kali stand mic Justin Sane terjatuh, sang vokalis hanya bisa tersenyum, dan berulang kali malah merasa kasihan dengan crew yang bolak-balik membenarkan stand yang jatuh.

Mereka terus menggeber lagu-lagu cepat tanpa jeda, terlihat beberapa audiens yang pogo kelelahan. Chriss #2 langsung membakar semangat mereka lagi dengan mengelarkan sebuah joke “you’re awesome guys(buat yang berada di moshpit), even this lazy photographer”. Memang saat itu ada banyak fotografer yang berjejal di bawah stand. Fenomena ini juga terjadi di tengah Moshpit, tak sedikit audiens yang mengangkat tanganya untuk merekam perform Anti Flag ini.

Perform mereka ditutup dengan  cover song sering mereka bawakan “Should I Stay Or Should I Go” dari The Clash dan lagu andalan mereka “Die For Government”.  [Warning/Tomi S.W]

Foto Konser ini bisa dilihat di http://www.warningmagz.com/?p=340

 

read more

Anti Flag – Jakarta

428886_2608088211260_1526600595_32093826_645414703_n
"fuck police burtality"
© Warning/Tomi

“Fuck Police Brutality!!”

© Warning/Tomi
© Warning/Tomi
pesan di gitar Justin Sane
© Warning/Tomi

“Kemuakan Justin Sane pada pemerintahnya juga ditunjukan lewat gitarnya”

© Warning/Tomi
© Warning/Tomi
© Warning/Tomi
© Warning/Tomi
© Warning/Tomi
© Warning/Tomi
read more
1 111 112 113
Page 113 of 113