
Unit gothic metal asal Jakarta Selatan, Flag of Hate, baru saja merilis album perdananya yang bertajuk White Light. Album ini dilepas di bawah naungan Lavel Fiasco Records dan didistribusikan oleh Demajors Independent Music Industry (DIMI). White Light direkam di Z-Three Studio dengan Wendi Arintyo sebagai music director-nya. “Jiwa Hitam” pun telah dipilih oleh Flag of Hate sebagai lagu andalan dalam album ini.
“Jiwa Hitam” diciptakan oleh Indra “Teke” Gunawan yang dulu sempat bergabung sebagai gitaris dalam Flag of Hate bersama dengan Mizthree selaku keyboardist dan vokalis band ini. Lagu ini bercerita tentang seseorang yang tersesat dan terjebak dengan segala dosa dan ingin segera melepaskan diri menuju kehidupan yang lebih baik.
Flag of Hate ingin memberikan sesuatu yang berbeda dalam album ini dengan bereksperimen menyatukan berbagai karakter, sound, lirik yang jujur, serta aransemen nada-nada minor yang terasa gelap. Berisikan sepuluh trek, White Light terbilang cukup istimewa karena dalam setiap nomor di dalamnya, Flag of Hate dibantu oleh musisi-musisi hebat. Kolaborasi itu dilakukan bersama Wisnu (eks personil Oracle), Nino Aditya (Lucretia), Ruby Anggitha (Silluet), Asther – Rya (Apel) dan beberapa nama musisi lainnya.
Flag of Hate terbentuk pada tahun 2006 dengan formasi Wild (vokal / growl), Adie (rhythm guitar), Mizthree (keyboards / vokal), Jeppy (drum) dan Bay (lead guitar). Musik Flag of Hate banyak terinspirasi dari band-band seperti Nightwish, Abigail Williams, Evanescence, Anathema, dan band-band gothic metal lainnya. Sebelumnya, mereka telah merilis single bertajuk “Eternal Madness” di tahun 2012. White Light adalah album perdana mereka yang dirilis akibat dukungan yang sangat baik dari Haters (sebutan bagi teman-teman Flag of Hate). Album ini sudah dapat didengarkan di iTunes dan Spotify.
Nama Flag of Hate pun memiliki filosofi tersendiri bagi para personilnya. Walaupun nama Flag of Hate bila diartikan secara harfiah adalah ‘bendera kebencian’, tapi mereka justru ingin mengibarkan bendera kemenangan atas kebebasan diri setinggi-tingginya untuk menyatukan perbedaan dari kebencian. Sampai saat ini Flag of Hate masih aktif mengikuti gigs di komunitas underground. Pada tahun 2008, Flag of Hate juga pernah menjuarai beberapa festival band. Mereka juga sempat lolos 100 besar dalam ajang pencarian band indie yang diadakan oleh salah satu brand rokok mewakili untuk wilayah Jakarta. [WARN!NG / Oktaria Asmarani]