close

Internet Fwendz #3: Gelaran Atmosferik Riang

bedchamber (3)
Crowd
Crowd

Setelah sukses menggelar dua volume sebelumnya, Internet Fwendz kembali dihelat oleh Kolibri Rekords dalam ruang bermural di volume ketiganya.

Ada sebagai gelaran rutin dari Kolibri Records, Internet Fwendz kembali diadakan Sabtu (9/4) lalu di Qubicle Center, Senopati, Jakarta. Mereka menampilkan enam band, yaitu the Silent Love, Bedchamber, Sommerhaar, Seahoarse (asal Yogyakarta), Low Pink, dan Soft Blood (asal Bandung). Sebuah eksibisi mural berjudul Why Can’t We Be Friends? yang diselenggarakan bebarengan dengan Internet Fwendz membuat venue dipenuhi dengan seni mural berwarna-warni di dindingnya.

Band pertama yang tampil adalah Soft Blood, aksi alternative rock berbasis Bandung yang beranggotakan empat orang dan merupakan “reinkarnasi” dari Sadford Lads Club. Mereka tampil dengan sangat memikat dengan lagu-lagu mereka yang easy-listening dan mudah diingat. Mereka membuka penampilan mereka dengan lagu “Labyrinth”, diikuti dengan “Epitaph” kemudian “The Shangri-La’s Journey” yang merupakan single pertama mereka yang dirilis pada bulan Februari lalu. Lagu yang mereka tampilkan setelah itu adalah “Your Tee”, dan terakhir, lagu penutup “Tinggal Kenangan” yang bernuansa cerah dan upbeat.

Setelah itu, band selanjutnya yang tampil adalah Sommerhaar. Sommerhaar sendiri merupakan proyek sampingan dari gitaris Gizpel, oleh karena itu elemen musik mereka bisa dibilang masih tak jauh dari Gizpel dan Feral Tap. Mereka hanya membawakan empat lagu, yang tergolong sedikit dibandingkan band-band lain yang membawakan sekitar lima hingga tujuh lagu. Lagu-lagu yang mereka bawakan, secara berurutan, adalah “Life of Gallileo”, “Constant”, “Bricks” dan “Time An Ending”. Penggunaan synth yang dominan membangun nuansa tenang dan secara substansial mengingatkan para pendengarnya akan New Order. Hanya saja, kekurangan yang distingtif dalam penampilan mereka ialah laptop yang mereka gunakan sempat mengalami galat pada lagu terakhir, sehingga momen yang seharusnya dianggap highlight dari penampilan mereka kurang memenuhi ekspektasi. “Saat Sommerhaar tampil, rangkaian kabel di laptopnya tidak terorganisir,” ujar Dimas saat ditemui WARN!NG di akhir acara.

Lowpink
Lowpink

Band ketiga adalah Low Pink, yang merupakan suatu band psychedelic/dream pop yang pernah menjadi band pembuka the Garden pada Oktober 2015 lalu. Mereka membuka penampilan mereka dengan lagu “Enter”, diikuti dengan “Phases”, “I Feel Like My Life Stops”, “Someone For Your Days”, kemudian “Keep Walking”. Lagu-lagu yang mereka bawakan cenderung bertempo lambat dan memiliki suasana yang mendalam dengan pengaruh Beach House dan Washed Out. Penampilan mereka yang minim aksi panggung dan kaku sedikit banyak menunjukkan bahwa mereka adalah band baru dari roster Kolibri Records.

Kemudian, Seahoarse, band noise pop/shoegaze asal Yogyakarta, tampil sebagai band keempat. Pada penampilan mereka di Internet Fwendz ini, mereka juga membawakan dua kover lagu sebagai lagu pembuka dan penutup, yaitu “Golden Age” oleh Beach Fossils sebagai lagu pembuka, dan “When You Sleep” oleh My Bloody Valentine sebagai penutup. Lagu yang bisa dibilang mereka bawakan secara paling impresif adalah dua lagu dari EP mereka yang berjudul Live at Appleseed, yaitu “Sugar Cave” dan “Across the Table”. Mereka juga membawakan lagu “Cricket Choir” dengan sangat mengagumkan. Keseluruhannya, penampilan mereka ialah suatu difusi antara noise, psikedelia yang cerah, serta vokal yang menyejukkan. Frekuensi penonton mulai ramai pada penampilan Seahoarse ini, terutama pada saat mereka menampilkan lagu “;” dan “Sugar Cave”. Pada saat mereka membawakan kover lagu “When You Sleep”, penonton ikut bernyanyi bersama.

Bedchamber
Bedchamber

Bedchamber, yang merupakan salah satu band inti dari Kolibri Rekords tampil selanjutnya. Kali ini, mereka juga membawakan dua lagu baru yang belum memiliki judul. Dua trek, “Youth” dan “Perennial” dibawakan dengan sangat mengesankan dan mereka tetap berpegang teguh pada nuansa atmosferik khas mereka. Mereka juga membawakan lagu “Frowning” yang terdapat pada kaset split mereka dengan Cotswolds, yaitu Portside. Crowd memanas pada saat Bedchamber tampil. Lagu “Perennial” merupakan titik puncak dari penampilan mereka, meskipun mereka juga termasuk masih kurang ekspresif dalam aksi panggung.

Band terakhir yang tampil adalah The Silent Love, band indie pop dengan elemen shoegaze yang berawal dari proyek satu orang dari Ganesha M (yang juga bermain di Funny Little Dream dan Neshband). Kekecewaan penonton karena kabar urung tampilnya mereka di awal gig dibayar lunas. The Silent Love mengokupasi panggung sebagai aksi penutup dengan lagu-lagu mereka yang memiliki atmosfer yang teduh namun menggetarkan. Sayangnya, pada penampilan Silent Love ini, banyak penonton yang keluar dari venue atau sibuk sendiri dan tidak memfokuskan perhatian kepada gig tersebut.

Secara keseluruhan, gig ini cukup berkesan dengan suasana yang secara konsisten meriangkan. Nuansa artsy dengan mural di dinding juga menambah daya tarik venue ini, mengingat Qubicle Center adalah tempat yang tergolong baru sebagai suatu venue gig. Meskipun crowd kurang panas dan secara jumlah tidak terlalu memenuhi ekspektasi, Internet Fwendz berhasil membuat sebuah gig yang seolah makin menegaskan warna musik band-band dibawah naungan Kolibri Records yang mayoritas masih dalam satu gradasi warna yang sama. [contributor/Ralka Alice]

Event by: Kolibri Rekords

Venue: Qubicle Center, Jl Senopati No. 79, Jakarta Selatan

Date: 9 April 2016

Man of the Match: Seahoarse membawakan kover lagu Beach Fossils dan My Bloody Valentine dengan cukup impresif dengan keunikan mereka sendiri

[yasr_overall_rating size=”small”]

Gallery -> Internet Fwendz #3

warningmagz

The author warningmagz

Leave a Response

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.