
Bertepatan dengan masuknya Monohero dalam line-up Daily Performance ArtJog 10 di Jogja Nasional Museum pada akhir Mei 2017, Monohero merilis single terbaru mereka dengan judul “Resah” yang juga masuk dalam kompilasi yang diadakan oleh Ruang Gulma bertajuk Kompilasi Lingkar Rasa bersama Jong’s Partij, Rubah di Selatan, Righting Wrong, Besuts, Lacosmusixx, Buktu, Sulfur, dan Sungai.
“’Resah’, adalah tentang bagaimana seharusnya menyikapi sebuah rasa sakit dalam batin, tubuh ataupun pikiran yang ditimbulkan oleh partikel-partikel di luar tubuh manusia. Bukan hanya tentang cinta antara makhluk dan makhluk, melainkan termasuk juga gejolak-gejolak yang terjadi dalam kehidupan di dunia yang mana kita secara tak sadar telah terbelenggu dalam alur beberapa perusahaan besar di bumi. Bahwasanya haruslah secara nikmat kita rasakan segala bentuk hal yang negatif menurut sudut pandang kebanyakan manusia. Karenanya hal tersebut adalah salah satu bentuk berkah luar biasa dari Sang Maha,” pungkas mereka dalam pers rilis yang diterima WARN!NG.
Single ini pertama kali dimainkan secara live pada showcase Lingkar Rasa yang diadakan Ruang Gulma pada tanggal 20 Mei 2017 lalu bertempat di House of Ruang Gulma, Yogyakarta. Kemudian di Asmara Art Shop, Yogyakarta serta di Jogja Nasional Museum pada tanggal 25 Mei 2017 dalam event Daily Performance ArtJog 2017. Dan untuk pendengar di luar Yogyakarta bisa langsung membeli cetakan fisik dalam bentuk CD yang di dalamnya juga terdapat materi lagu dalam EP Shimmy & Shimmer. Atau bisa juga download di website mereka.
Monohero adalah sebuah grup musik performing arts yang dibentuk sebagai usaha mengawinkan dua cabang seni: visual dan musik. Mereka sebut sebagai performing arts karena bukan hanya tentang musik sebagai sesuatu yang diperdengarkan, juga bukan tentang visual yang diperlihatkan. Tapi tentang bagaimana memainkan dan merasukinya. Proyek ini diprakarsai oleh tiga pemuda asal Malang yakni MF Wafyselaku (composer), Arie W. Omen pada vokal serta dilengkapi permainan visual oleh Alfian Roesman. Mengambil root pada musik psychedelic, mereka bertiga mengisahkan berbagai kegelisahan kehidupan dengan cara bernada dan rupa. [WARN!NG/Reno Surya]