close

Parade “kickass” The Parade 2012

IMG_5948
[Photo by : Warning/Tomi S.W]

[Photo by : Warning/Tomi S.W]

Pada setiap tahunnya, pagelaran The Parade kreasi KICK (Kreativite Independent Clothing Kommunity) tetap konsisten berdiri sebagai aksi pameran clothing dan karya pergerakan komunitas tanah air. Namun terdapat dua hal yang spesial pada pagelaran tahun keempatnya ini yang bertempat di JEC (Jogja Expo Center), dalam tiga hari perayaan, yaitu 14,15,16 Desember 2012. Yang pertama adalah #SCHOOLIMPIC, sebuah ajang classmeeting terbesar dengan partisipasi dari 25 sekolah terbaik di Jogja sebagai senjata The Parade 2012 dalam misinya yang memang membidik remaja SMU.  Berlangsung 3 hari, juara umum pun akhirnya berlabuh di genggaman SMU 1 WONOSARI. Sementara untuk juara favorit dari hasil polling dan partisipasi terbaik sukses disikat oleh  SMU 10 YOGYAKARTA.

Sementara poin spesial yang kedua adalah bagaimana The Parade 2012 diluar parade komunitas dan busananya juga layak berdiri sendiri sebegai sebuah festival musik. Meski di tahun-tahun sebelumnya The Parade juga memuat konten live music, namun line up yang ada pada Parade 2012 ini merupakan titik klimaks hasil keberhasilan The Parade di tahun-tahun sebelumnya.  Untuk area  outdoor, didatangkan mulai dari band asli daerah dengan massa segudang, yaitu Shaggy Dog, Endank Soekamti, Captain Jack, Death Vomit, hingga nama populer luar kota seperti The SIGIT, Seringai, White Shoes And The Couples Company, serta Dead Squad. Belum lagi dengan Answersheet dan Risky Summerbee yang kebagian jatah menemani langsung aktivitas pengunjung dari dalam hall JEC. Tak diragukan nama-nama itu merupakan aset penting dalam meraih lebih dari 50.000 pengunjung, dengan omset pameran rata-rata Rp 100 juta per booth tenant dan total lebih dari 8,5 milyar oleh 88 tenant clothing apparel dari Jakarta, Bandung, Jogja, Surabaya, Malang, Makassar, dan Bali.

Musik keras memang menguasai line up dengan rundown yang tampak disusun dengan pendekatan genrenya. Aliran hardcore menjadi pemandangan awal stage outdoor dengan gempuran Shark Bite, Under 18, Konckdown, Final Attack, hingga band impor dari Portland, yaitu Cruel Hand. Serangan hardcore itu baru diakhiri oleh naik panggungnya Farid Stevy Asta dengan bertelanjang dada dan ikat kepala putih dalam memimpin genderang garage-art rock dari Festivalist pada jam setengah 8 malam. Selanjutnya Captain Jack tampil dengan dominasi lagu dari album 4th, termasuk lagu “Berbeda Itu Pilihan” dengan improvisasi menarik di bagian lirik reffnya, “Kau tak harus menjadi seperti pemerintahmu”. Namun untuk urusan lirik politis, tentu salah satu jagoannya adalah Seringai, yang sempat mengutarakan permintaan maaf atas batal tampilnya mereka dalam sebuah event di Jogja beberapa waktu yang lalu karena meninggalnya ayahanda dari Ricky, sang gitaris. Moshing Pit pada jejak-jejak becek dan lumpur pun menjadi latar 13 lagu yang dibawakan Seringai, temasuk encore cover dari Motorhead “Ace Of Spades”.

Keputusan yang taktis ketika memisahkan waktu tampil Endank Soekamti dengan headline utama hari kedua lainnya, yaitu White Shoes And The Couples Company dikarenakan perbedaan genre musik dan segmen fans yang cukup signifikan. Erix, Ari, dan Dori Soekamti rela mengalah dengan menggebrak di awal bersama gerombolan band punk rock lain seperti Morning Horny, Something Wrong, dan band street punk ternama asal Malang, Begundal Lowokwaru. White Shoes And The Couples Company sendiri tampil setelah SeekSixsSck dan Individual Life dengan membawakan diantaranya lagu tradisional daerah seperti “Cangkurileung” yang digubah menjadi lebih menawan. Setelah kesejukan dari alunan musik nona Sari dkk, Shaggy Dog menunaikan tugasnya untuk kembali memanaskan suasana dengan para doggies yang rela mengorbankan alas kakinya pada endapan lumpur demi ajojing bersama untuk tembang seperti “Kembali Berdansa”, “Di Sayidan”, dan “Honey”.

Gerimis hingga menjelang malam di hari ketiga seolah ingin mempertahankan kondisi tanah yang becek berhias lumpur di area outdoor The Parade 2012, namun jumlah penonton tak hentinya bertambah. “Hari ketiga band-band nya paling keren, pantes jadi rame banget”, ujar Ucok, seorang pengunjung. Sangkakala membuka pertunjukan di malam hari dengan laju distorsi dibumbui celoteh blankon, vokalis Sangkakala, yang berungkali meluapkan candaan mengenai nama band nya yang tidak turut terpampang di poster acara. Cukup lama menghilang dari peradaban panggung musik Jogja, The SIGIT tampil dengan lagi-lagi tanpa didampingi drummer originalnya Acil. Entah faktor tak full band, atau apa, The SIGIT tampil tak seliar biasanya. Namun “Money Making”, dan “Black Amplifier”, memang masih cukup memukau untuk sebelum akhirnya dua band death metal terbahaya di Indonesia, Death Vomit dan Dead Squad menutup sukacita festival musik dari The Parade 2012. [Warning/Soni T.]

[Photo by : Warning/Tomi S.W]
[Photo by : Warning/Tomi S.W]
[Photo by : Warning/Tomi S.W]
[Photo by : Warning/Tomi S.W]
[Photo by : Warning/Tomi S.W]
[Photo by : Warning/Tomi S.W]
[Photo by : Warning/Tomi S.W]

[Photo by : Warning/Arme]
[Photo by : Warning/Arme]
Tags : GigParadereview
warningmagz

The author warningmagz

Leave a Response

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.