Barikade pasukan perdamaian datang. Orang-orang yang sudah berkumpul di Purna Budaya langsung bersiap. Bukan bersiap perang, tapi bersiap mengangkat tangan bergoyang. Karena senjata mereka bukan parang, senjata mereka adalah musik dan kehangatan yang meruang.

Sabtu malam (21/08), sekitar seribuan lebih orang berkumpul di Gedung Purna Budaya UGM untuk merayakan hari perdamaian internasional. Bukan dengan berdemo dan orasi, melainkan sebuah konser bertajuk HI Peace Concert 2013. “Multikulturalisme dan Toleransi Beragama” adalah tema yang diusung di acara ini.
Sempat molor sekitar 30 menit, pukul 19.30 konser dibuka dengan sebuah kompilasi tarian daerah Indonesia yang memukau. Kemudian dilanjutkan, oleh band pembuka, Boarding Room yang membawakan 4 lagu. Penonton masih terlihat sepi, banyak yang masih mengantri panjang karena harus melewati pemeriksaan yang sangat ketat.

Jeda agak panjang kemudian terjadi sampai band folk asal Yogyakarta Aurette and The Polska Seeking Carnival (AATPSC) memasuki panggung membawakan humming panjang dari nomor pertama mereka, “Seeking Carnival”. AATPSC yang biasanya berirama folk santai ala carnival eropa malam itu lebih enerjik, Dhima sang vokalis asik menari sejak awal penampilan. 6 nomor yang dibawakan AATPSC ditutup dengan manis di nomor “Wonderland”. “It’s a wonderland, place where you can find happiness.. It’s a wonderland, place where you can be free…” lirik yang seolah membawa kita ke sebuah tempat dimana damai adalah udaranya.
Setelah diajak menari bersama rombongan carnaval, Sri Plecit muncul mengajak penonton berdansa dengan irama ska. Galih dan Wipti sang vokalis lincah bergerak di seluruh penjuru panggung, menunjuk segala penjuru di venue untuk ikut bergoyang merayakan perdamaian di konser ini. Membawakan 6 nomor dari album mereka Boon Safari, Sri Plecit membuka perform lewat “Datanglah Kemari” yang biasanya dijadikan penutup. Unit ska ini kemudian menuntaskan penampilan mereka lewat lagu dari Titiek Puspa, “Marilah Kemari” yang dibuat lebih muda dan energik.

Pukul 10.30 Mocca akhirnya mengokupasi panggung. Riko, Toma, Indra dan Arina sang vokalis yang muncul memakai terusan garis-garis langsung membuat penonton histeris. Nomor “You & I Againts The World” membuka penampilan mereka. Arina yang juga sering bermain flute ini kemudian menyuarakan “I Will” yang diikuti oleh nyanyian penonton. Purna Budaya UGM sepanjang penampilan Mocca kemudian berubah jadi ruang karaoke raksasa. Hampir di seluruh nomor yang dibawakan Mocca tidak bernyanyi sendirian, seluruh venue bersuara bersama mereka. salah satu nomor yang paling ramai adalah “I Remember”. Mocca juga menghadiahi penonton lewat single terbaru mereka, “Imaginary Girlfriend”
Lanjut di nomor “Hyper Ballad”, lengkingan suara Arina yang manis seolah membuat swinging friends benar-benar berayun dalam euphoria damai. Seolah jika perang sedang meraung di luar, ruang purna budaya UGM akan tetap riang. Menutup penampilan mereka, Arina mempersilahkan penonton untuk memilih lagu apa yang akan dimainkan. Dari 3 pilihan, akhirnya Mocca memainkan “Swing It Bob” sebagai pamungkas. “Just take a step and they’ll do the rest, just let it flow and you will glow.. just like a moonbeam up in the sky tonight” dinyanyikan bersama dengan penonton. Di panggung, Arina memimpin dengan tarian salsa, tango dan dansa secara bergantian. Sebuah penampilan yang terasa sangat intim. Gemuruh tepuk tangan dan teriakan “We Want More!” yang panjang disuarakan penonton setelah Mocca meninggalkan teritori kekuasaannya.
Seolah mencapai puncak acara di Mocca, panitia ternyata menyiapkan klimaks yang lain dengan penampilan dari Barry Likumahuwa Project (BLP) yang mulai menguasai panggung pukul 12.00 malam. Dibuka dengan jamming yang panjang dan seru, Barry dan kawan-kawan seperti sedang saling beradu kemampuan memainkan alat musik yang mereka pegang. Tentu saja betotan bass Barry dan tiupan seksi saxophone Dennis adalah dua yang paling membuat penonton histeris di depan panggung.
Sapaan “Whats up Jogja…..” dari Barry menyapa penonton dan langsung disambar intro “Mati Saja” yang sangat menggoda badan untuk digerakkan. Venue yang sebelumnya berayun berubah mood menjadi jazzy yang enerjik. Nomor-nomor andalan BLP seperti “Twitter Jam” dan “Unity” disuarakan. BLP juga mengcover lagu “Kamu” milik Cowboy Junior. Namun sayang, aksi atraktif BLP, diikuti dengan banyaknya penonton yang meninggalkan venue.
Nomor pamungkas “Generasi Sinergi” akhirnya disuarakan setelah sebelumnya Barry berpamitan. Tidak disangka, ditengah lagu yang memang mengusung semangat generasi muda untuk berkarya ini, Barry tiba-tiba membetot bassnya menyuarakan irama lagu “Indonesia Pusaka”. Koor lagu nasional ini spontan dinyanyikan oleh seluruh penonton yang bertahan. Tidak lupa Barry memberikan orasi singkat tentang pentingnya perdamaian. Gemuruh epik mengakhiri konser.

Terkait pesan perdamaian, saat ditemui di belakang panggung, Mocca mengaku sangat mendukung perdamaian dalam lingkup apapun. Namun sayangnya, menurut Toma sang bassist, Mocca tidak terlalu merasakan aplikasi tema perdamaian di HI PEACE CONCERT 2013. Ketika diminta mendeskripsikan perdamaian dalam satu kata, “damai”, “harmoni”, “adem” dan “aman” adalah jawaban dari masing-masing personil. Sedangkan Galih vokalis Sri Plecit mengatakan “Perdamaian itu seperti hukum newton, tidak bisa diciptakan dan dimusnahkan” saat mereka mengakhiri perform yang disambut anggukan setuju oleh penonton. [Warn!ng / Titah Asmaning]
Gigs documentation here ! – HI Peace Concert
Event by : Mahasiswa Hubungan Internasional UGM
Date : 21 September 2013
Venue : Purna Budaya UGM
Man of The Match : Dominasi Performer wanita dalam sebuah konser perdamaian
Warn!ng Level : •••1/2