Kehadiran Agregator Musik di tengah-tengah perkembangan era teknologi digital seakan membuat para musisi (terutama musisi daerah) bisa bernapas lega. Agregator atau Distributor Musik Digital merupakan penyedia layanan distribusi musik ke berbagai platform digital seperti Spotify, Joox, Apple Music, Deezer, YouTube Music dan banyak platform lain. Tak hanya itu, Agregator juga menyediakan berbagai layanan fasilitas tambahan.
Seperti yang ditawarkan oleh Siderise, Agregator Musik asal Sidoarjo ini tak hanya sekedar menjadi jembatan antara musisi dengan lebih dari 20 platform musik digital dunia. Siderise juga memfasilitasi sistem copyright dan royalti yang nantinya akan menjadi hak musisi pengguna layanannya. Selain itu, Siderise akan menjamin karya pengguna layanannya dipastikan masuk ke platform sesuai standar tanpa harus takut ditolak.
“Jadi selain mendistribusikan karya ke platform digital seluruh dunia. Hal yang didapat band ato musisi yaitu ketika lagunya sudah rilis digital, lagunya punya copyright secara sistem jika ada yang mengupload ke youtube atau media sosial lainnya akan langsung terdeteksi klaim,” ujar Founder Siderise Maulana Singgih.
Meskipun perkembangan teknologi internet sudah cukup pesat dan hampir menjadikan semua orang menjadi pengguna internet aktif, nyatanya masih banyak rekan-rekan musisi yang masih kebingungan dalam mendistribusikan hasil karyanya ke internet. Hal inilah yang mendasari Singgih untuk mendirikan Siderise.
“musisi dan band masih bingung mau di salurkan kemana hasil karyanya akhirnya saya terketuk untuk membantu para musisi dan band lokal Sidoarjo khususnya untuk berkembang dan maju sehingga ada wadah karyanya” imbuh Singgih.
Menurut Singgih, skena musik di Sidoarjo yang sudah mulai bergerak maju dan lebih variatif harus ditunjang dengan memanfaatkan fasilitas teknologi digital seperti medsos untuk dapat mengolah dan mendistribusikan karya-karyanya. Singgih berencana akan menjadikan Siderise lebih berkembang lagi agar bisa turut memajukan perkembangan skena musik di Sidoarjo.
“Semoga dengan adanya kemudahan teknologi yang terus berkembang dan cepat didukung fasilitas lengkap sebuah produk digital baik itu medsos atau digital music platform, skena lokal akan semakin terbuka dan berkembang tambah maju” kata Singgih.
Tercatat ada beberapa musisi indie Sidoarjo maupun luar Sidoarjo yang sudah menjadi pengguna layanan Siderise antara lain: The Last Samurai Syuhada, Naked Brain, Elaskatis, Bad Holiday, Fuzhi, Black Rawk Dog, RJ Power, Sleepwalker, Fishska, Siska Arkhan, The Tunnel dan Protes 02.
Untuk layanan jasa submit lagu atau single akan dikenakan biaya Rp.50.000 dan untuk EP album atau full album dikenakan Rp. 200.000. Sedangkan untuk pembagian royalti akan dikenakan perbandingan 80% untuk musisi dan 20% untuk Siderise. Selain itu Siderise juga memiliki layanan tambahan berupa promosi konten, video musik visualisasi, dan penambahan label khusus.
Nah, tertarik mencoba layanan Agregator untuk distribusi karya musikmu?
*fnc