Summary
6.9 Score

Label: Columbia Records
Year: 2017
Watchful shot: “Kept Me Crying”, “Right Now”
Sedari awal, HAIM menolak untuk dikaitkan dengan definisi girl band. Bagi mereka, menyebut HAIM sebagai girl band adalah perbuatan tidak menyenangkan di samping menyimpan upaya penegasan bahwa konsep girl band bukanlah “sesuatu.” Tapi memang benar; tanpa berpolemik mengenai penyebutan girl band itu sendiri, HAIM pada dasarnya bukan girl band. Mereka hanya sekelompok musisi yang ingin menikmati permainan tanpa harus membawa embel-embel bersifat seksis.
Kemunculan pertama mereka terjadi pada 2013. Adalah album bertajuk Days Are Gone yang jadi bukti. Mulanya, saya tak terlalu mengikuti sepak terjang mereka. Hingga suatu ketika, seorang kawan merekomendasikan beberapa lagu yang termuat dalam album tersebut.
Kesan pertama yang didapat; musik mereka ringan tapi tidak murahan. Sejujurnya, saya tak berekspektasi banyak. Berkaca dari pengalaman, saat harapan ingin mendapatkan band bagus dengan kualitas yang tak itu-itu saja terlalu tinggi dicanangkan, hasilnya justru mengecewakan. Setidaknya itu adalah prinsip; kata hati yang tak bisa ditepikan. Alhasil—untuk kasus HAIM—saya hanya mendengarkan track mereka tanpa musti menempatkannya di daftar prioritas.
Lama tak terdengar, HAIM datang membawa kabar mengenai album baru. Kiranya butuh waktu empat tahun dari album pertama bagi mereka untuk menuntaskan misinya. Tajuk yang disertakan cukup personal; Something to Tell You. Sama halnya di album debut, saya tak ingin berandai-andai maupun menempatkan harapan “akankah album ini layak dan memuaskan telinga.” Intinya, cukup nikmati saja.
Sebetulnya tak ada perbedaan mendasar antara album pertama dan kedua. HAIM masih berada di jalur yang telah digariskan; pop catchy, kadang diselipi nafas indie-rock, maupun lantunan soft seperti band-band kawasan selatan pada umumnya meski porsinya tak banyak. Eksperimen akan bebunyian elektrik dan synth pun perlahan ditonjolkan. Beruntungnya, harga diri HAIM tak jatuh seperti band-band yang menghamba pada posisi tangga lagu Billboard masa kini. Norak kualitas, miskin kreatifitas.
Nomor “Want You Back” membuka jalannya album. Vokal ketiganya berkelindan di tengah hentakan drum yang bertempo kencang. Selanjutnya, “Want You Back” lahir dengan perpaduan aroma pop dan efek synth yang seolah ditekan ragu-ragu. Memasuki bagian tengah, ada jeda sejenak untuk mempersiapkan rapalan pengharapan. Sementara “Little of Your Love” kental hook ala California dengan energi cheerful yang menggugah selera.
Kemudian di “Ready for You,” HAIM mencoba membungkus kegundahan dalam balut reverb dan disko 1980an. Tatkala di waktu malam hati sedang patah tak karuan, bar pinggiran Beverly dirasa menjadi tujuan; menghabiskan waktu untuk tertawa lepas, puas, bersama rekan-rekan satu gengnya. Jangan lupakan “Something to Tell You” dan “You Never Know” bisa dipakai untuk soundtrack masa remaja dan liburan akhir tahun yang diisi dengan menghabiskan waktu liburan di perjalanan darat.
Nomor favorit jatuh pada “Kept Me Crying.” Vokal Alana mendayu lara seakan mencoba bahagia di samping raungan gitar Danielle memecah kemegahan menjelang babak pengujung. Selain itu, “Right Now” menjadi urutan berikutnya. Untuk saya, lagu ini terdengar penuh anomali yang entah bagaimana menjelaskannya.
Saya beruntung tidak memiliki ekspektasi apapun terhadap album ini. Jika dibilang menikmati, saya tak memungkiri kenyataannya. Apabila dikata memuaskan, saya belum bisa memastikan sepenuhnya. Karena hakikatnya, HAIM masih berjalan di jalur yang sama. [WARN!NG/Muhammad Faisal]